Rabu, 21 Oktober 2015

TEKNOLOGI 2050

Kemajuan teknologi sudah tidak dapat diragukan. Semakin hari semakin banyak teknologi baru muncul, menggantikan teknologi lama. Teknologi - teknologi baru ini muncul dengan berbagai kelebihan dan kekurangan. Lalu bagaimanakah teknologi 30 - 40 tahun mendatang? Bayangkan saja, di masa kini sudah mulai beredar kabar chip yang akan ditanamkan di tangan untuk keperluan pembayaran. Lalu, pada tahun 2050, bisa saja chip tersebut ditanamkan di otak dan merupakan kunci dari segala sesuatunya. Sebagai kunci rumah, sebagai kode untuk penarikan uanng, sebagai sarana telepon menggantikan fungsi smartphone. Sehingga, nanti saat ingin menelepon atau mengirim pesan ke seseorang tinggal memikirkannya saja. Chip tersebut akan membaca apa yang diperintahkan otak untuk dilakukan kemudian melaksanakannya. Selain itu, chip tersebut memiliki kapasitas unutuk merekam segala sesuatu yang telah dilakukan. Sehingga, saat ingin mengulang suatu memori atau kejadian tinggal memerintahkan ota untuk melakukannya. Jika ingin menghapus memori yang ada di chip tersebut  pun bisa dilakukan dengan perintah otak.
Selain itu, di tahun 2050, AC (Air conditioner) wujudnya tidak lagi dalam bentuk benda seperti yang sekarang kita tahu. AC di masa yang akan datang sudah tertanam atau menyatu dengan tembok yang ada. AC tersebut menggunakan sensor suhu sehingga akan menyala secara otomatis saat membaca suhu yang panas dan juga mati secara otomatis. AC tersebut akan di program sehingga memiliki standar suhu panas dan dingin yang akan membuatnya menyala atau mati secara otomatis. Dengan begitu, penggunaannya pun akan lebih efisien karena  selain hemat tempat dan lebih praktis, hanya menyala saat suhu ruangan dan tubuh panas dan tidak akan menyala jika suhu tubuh dan ruangan tidak panas. Tidak ada yang tahu akan seperti apa teknologi di 2050. Namun, tidak menutup kemungkinan banyak inovasi baru yang dianggap tidak mungkin di era ini muncul di 2050.

Kamis, 15 Oktober 2015

ALIH TEKNOLOGI

Teknologi bukanlah sesuatu yang murah. Di Indonesia sendiri , tidak sedikit biaya yang harus dikeluarkan Iuntuk memperoleh berbagai teknologi tersebut. Sebagai negara berkembang, yang juga dapat dikatakan sebagai negara ketiga, menjadi tempat pemasaran berbagai produk barang terbaru, sehingga hal ini akan menimbulkan ketergantungan kepada negara lain. Ada 4 alih teknologi beserta contohnya yang akan dijelaskan di bawah ini :
1.   Foreign Direct Investment
Foreign direct investment secara singkat dapat diartikan sebagai investasi jangka panjang yang ditanamkan oleh perusahaan asing di negara ketiga. Investor akan memegang kendali atas aset dan produksi. Berdasarkan catatan BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) tahun 2014, dominasi sektor asing di Indonesia sebesar 70% di sektor Migas; 75% di sektor batu bara, nikel, bauksit, dan timah; 85% di sektor tembaga; dan 50% di sektor sawit. Di Indonesia, terdapat satu perusahan yang bergerak di bidang pertambangan batu bara yang terletak di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. PT. Antang Gunung Meratus ini seluas 22.433 ha, yang terbagi di 4 kabupaten. Namun, berdasarkan hasil keputusan menteri pertambangan dan energi no 50/28/SJNS/1999, PT AGM hanya mengelola tambang batu abra seluas 1.767 ha, dengan produksi 1,5 juta ton pertahun untuk jangka waktu 8 tahun.
Sejak tahun 2002, perpanjangan izin PT AGM diperpanjang menjadi 26 tahun. Namun, pada tahun 2011 tingkat kemiskinan di Kalimantan Selatan justru meningkat sebanyak 0,07% dibandingkan tahun sebelumnya[1]. Ini berarti, adanya PT AGM di Kalimantan tidak berdampak apa – apa untuk masyarakat dan hanya didominasi oleh perusahaan asing. Ini merupakan contoh FDI, dilihat dari bagaimana perusahaan asing berinvesatsi di Indonesia dan mendominasi keuntungan yang didapatkan.
2.  Joint Ventures
Joint ventures merupakan kerjasama yang dengan sengaja dilakukan oleh negara – negara yang berbeda untuk mendapatkan keuntungan. Kepemilikan pun diperhitungkan berdasarkan saham yang dimiliki. Sebagai contoh, pada tahun 2013 Garuda Food Putra Putri Jaya, perusahaan Indonesia memutuskan untuk bekerja sama dengan Suntory Beverage & Food Limited (SBF). Suntory Beverage & Food merupakan anak perusahaan dari Suntory Holdings Ltd, sebuah perusahaan asal Jepang yang bergerak di bidang minuman alkohol, minuman non-alkohol, restoran, dan pusat kebugaran.
Kedua perusahaan ini memutuskan untuk bergerak bersama – sama di industri minuman non – alkohol, dengan invesatsi Suntory sebesar US$120juta. Dengan demikian, Garuda Food memegang saham sebesar 49%, dan Suntory sebesar 51%[2]. Hal ini termasuk ke dalam joint ventures, karen merupakan kerjasama antar dua negara. Namun, meskipun demikian, saham tetap didominasi oleh perusahaan Jepang.
3.  Licensing Agreements
Licensing agreements merupakan izin yang diberikan oleh satu perusahaan ke peprusahaan lain untuk dapat menggunakan brandnya. Siapa yang tidak kenal minuman kesehatan Yakult? Minuman ini sangat familiar dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat di Indonesia, karena minuman kesehatan ini dipercaya mampu menjaga kesehatan usus. Namun, brand Yakult ini ternyata hasil pembelian lisensi dari produk Yakult yang ada di perusahaan Yakult Honsa Jepang. Sejak 1990, perusahan Yakult Indonesia membeli lisensi ini untuk memproduksi atau membuat produk sama persis seperti produk Yakult yang ada di Jepang[3]. Namun, Licensing Agreements ini tidak semata – mata diberikan. Perusahaan Yakult Honsa Jepang memiliki standar dalam memproduksi produknya, yang juga menjadi syarat agar brandnya bisa dipakai di Indonesia. Apabila Yakult Indonesia tidak memenuhi atau melanggar standar – standar yang diberlakukan oleh Yakult Honsa Jepang, maka lisensi tersebut akan dicabut.
4.  Turnkey Projects
Turnkey Projects dapat dikatakan sebagai pembangungan infrastruktur dan konstruksi yang diperlukan untuk proses produksi di negara ketiga. Dengan kata lain, Indonesia sebagai negara ketiga akan difasilitasi dalam pembangunan infrastrukturnya, namun saat selesai seluruh biaya pembangunan ditanggung oleh Indonesia. Di Indonesia, terdapat 3 transmisi pembangunan jaringan pipa gas, di Riau – Sumatera Utara, dan Sumatera Selatan – Jawa Barat dengan total dana 1286M dolar AS. Pembangunan ini dilakukan oleh kontraktor asal Jepang, Japan Bank for International Cooperation (JBIC). JBIC memberikan modal pada kontraktor lokal untuk membangun pipa gas. Namun, setelah selesai seluruh pembayaran akan dilakukan oleh Perusahaan Gas Negara (PGN)[4]. JBIC hanya sebagai pemodal dan pemegang kunci pelaksanaan konstruksi. Saat selesai, kunci tersebut akan diserahkan kepada PGN.


Sumber :




Selasa, 06 Oktober 2015

Revisi

Pengaruh Perkembangan Teknologi dan Komunikasi Pada
Bidang Ekonomi, Politik, Sosial Dan Budaya

Perkembangan teknologi dapat terlihat jelas terjadi di Indonesia.  Masyarakat di Indonesia menjadi masyarakat yang cerdas dan “melek” teknologi. Dalam berbagai bidang kehidupan, teknologi mampu memberi kemudahan dan kenyamanan bagi manusia, sehingga teknologi semakin digemari dan berkembang secara luar biasa.
Dalam bidang ekonomi, muncul berbagai inovasi di bidang jasa, seperti munculnya Gojek. Gojek merupakan layanan pemesanan ojek, yang dapat dilakukan via online. Selain itu, Gojek juga dapat digunakan untuk mengantarkan barang. Dilansir dalam labanapost.com, pada tahun ini Gojek terus berkembang, dibuktikan dengan adanya pembukaan lowongan kerja untuk Gojek yang dilakukan secara besar – besaran di kota Jakarta dan kota lainnya seperti Bandung. Hal ini tentunya berdampak positif bagi ekonomi kita, karena dapat mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia. Selain itu, karena pemesanannya lebih mudah dan praktis, juga dapat menjangkau daerah yang sulit disentuh seperti komplek rumah pribadi yang jauh, banyak pengguna kendaraan pribadi yang kini beralih ke Gojek[1].  Selain itu, dalam wawancara yang dimuat oleh viva.com,  Nadiem Makarim, penmu dan pendiri Gojek, mengatakan bahwa pertama kalinya dalam sejarah layanan ojek  menghasilkan pajak. Nadiem mengatakan, Gojek membayar pajak kepada pemerintah, dan adanya Gojek di Indonesia merupakan hal yang baik[2].
Beralih ke bidang politik, tenologi cukup berperan dalam proses berjalan demokrasi di Indonesia. Kritik dan saran kepada pemerintah pun mulai disampaikan melalui cara – cara yang lebih kreatif. Misalnya melalui petisi yang disebarkan melalu media sosial. Selain itu, sekarang banyak beredar meme.  Menurut Wikipedia, meme adalah sesuatu yang terkenal melalui internet, misalnya gambar, video, atau karakter sesorang. Meme biasanya muncul saat seseorang mengunggah atau membuat sesuatu di internet kemudian menyebarkannya. Kritik dan pendapat masyarakat menganai berbagai permasalahan di Indonesia pun kini banyak yang  disampaikan melalui meme ini. Hal ini berdampak positif tentunya karena bisa meningkatkan kreativitas anak muda, selain itu pendapat masyarakt luas dikemas menjadi menarik dan menyenangkan untuk dilihat. Namun, meme ini bukan berarti tidak berdampak negatif. Karena penyebarannya menggunakan sarana media sosial, dan setiap orang berhak untuk memposting apa saja, terkadang masyarakat kelewat batas. Bukannya memberi kritik kepada pemerintah, malah memaki atau menghina pemerintah.




Dalam bidang sosial, berubahnya masyarakat menjadi masyarakat yang cerdas dan pintar dalam memilih dan memilah berita merupakan dampak positif yang dapat dirasakan. Kini masyarakat tidak akan percaya dengan mudah pada salah satu media saja. Masyarakat kini dapat memilah mana sumber yang dapat dipercaya. Selain itu, dengan semakin berkembangnya media sosial atau media secara online, masyarakat semakin mudah mendapatkan informasi yang diinginkan. Penyebaran informasi yang dilakukan juga lebih mudah melalui sosial media.  Seperti saat kasus kabut asap di Riau terjadi, penyebaran informasi oleh warga yang menjadi korban kebanyakan di beritakan melalui sosial media. Dampak lain yang dapat dirasakan adalah tumbuhnya rasa simpati dan empati kepada sesama WNI dimanappun keberadaaannya.
Di bidang budaya, kita berbiacara bagaimana kebiasaan atau pola hidup masyarakat berubah karena teknologi. Kebiasaan hidup masyarakat berubah menjadi masyarakat yang ketergantungan pada HP. Ada atau tidaknya televisi dan radio kini tidak terlalu berpengaruh karena berbagai informasi dapat didapatkan di internet, baik melalui audio, visual, maupun keduanya. Budaya hidup instan pun muncul, di mana semua dikerjakan dengan cepat dan tidak repot. Namun, dampak positifnya adalah, masyarakat menjadi lebih terbuka dan toleran dengan berbagai perbedaan, baik dari dalam dan luar negeri, karena dengan perkembangan teknologi semakin terbuka juga terhadap budaya luar.
Selain penguraian di atas pasti masih banyak lagi dampak teknologi terhadap berbagai bidang kehidupan manusia baik secara positif maupun negatif. Diharapkan penguraian di atas dapat memberikan sedikit gambaran bagaimana teknologi berkembang di Indonesia dan mempengaruhi berbagai bidang kehidupan manusia.

Senin, 05 Oktober 2015

KONGLOMERASI MEDIA

Di Indonesia nama-nama tokoh seperti Chairul Tanjung, Hary Tanoesoedibjo, Surya Paloh, dan Aburizal Bakrie,  tidaklah asing bagi kita. Orang-orang tersebut  adalah tokoh-tokoh yang sukses dalam menjalankan bisnis medianya. Mereka adalah penguasa media sekaligus penguasa informasi di Indonesia. Nama-nama mereka pun sering mondar-mandir dalam peringkat orang-orang terkaya di Indonesia. Bagaimana tidak, seluruh siaran televisi, radio, maupun surat kabar berada di bawah kepemilikian mereka. Berikut merupakan daftar pemilik media yang ada di Indonesia[1]:
1.   Hary Tanoesoedibjo (MNC Grup), meliputi RCTI, Global TV, dan MNC TV (TPI), Koran Sindo, Radio Dangdut TPI, MNC Sport, Trijaya (Sindo FM), Global Radio, Okezone.com, Sun TV, Indovision, Sindo TV, Majalah Trust, Majalah High n Teen.
2.  Aburizal Bakrie (VIVA Group), meliputi TVOne, ANTV dan VIVANews.com, Sport One, BV Sport, viva.co.id, Path.
3.  Eddy Kusnadi Sariaatmaja (Surya Citra  Media (SCM)), meliputi  SCTV, Idosiar, O-Channel, dan Liputan6.com
4.  Surya Paloh (Media Group), meliputi Metro TV, Media Indonesia, Lampung Pos, Tabloid Prioritas, Borneo News.
5.  Chairul Tanjung (Trans Corp), meliputi Transs TV, Trans 7, Detik.com
6.  James Riady (Lippo Group), meliputi Berita Satu Media Holding, bekerjasama dengan First Media dan Sitra wimax menaungi 12 media, a.l : Berita Satu.com, Jakarta Globe, Investor Daily, Suara Pembaruan, Campus Life.
7.  Jakob Oetama (Kompas Gramedia Group), meliputi Kompas TV , Kompas Group (koran2 tersebar di berbagai daerah seluruh Indonesia dengan label Tribun, misal Tribun Pekanbaru), Tabloit Bola, Tabloit Nova, Kompas.com, Warta Kota. 

Konglomerasi media pun mewarnai dunia media massa di Indonesia. Konglomerasi media merupakan penggabungan – penggabungan perusahaan menjadi perusahaan yang lebih besar yang membawahi banyak media. Hal ini dilakukan dengan melakukan korporasi dengan perusahaan media lain yang dianggap memiliki visi yang sama. Padahal, dalam UU Penyiaran Indonesia no 32 tahun 2002, dan juga Peraturan Pemerintah no 50 tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Swasta telah dengan jelas menuliskan aturan main serta pembatasan kepemilikan media. Dijelaskan bahwa tidak boleh memonopoli media, dengan kata lain 1 orang atau 1 badan hukum tidak boleh memilik lebih dari 1 untuk izin penyiaran radio dan maksimal 2 untuk izin penyelenggaraan siaran televisi,yang berlokasi di provinsi yang berbeda[2]. Kenyataannya? Dapat dilihat sendiri. Satu orang tidak hanya memiliki satu stasiun TV, tapi juga memiliki surat kabar, majalah, bahkan radio. Sedemikian banyaknya stasiun TV, Surat Kabar, Majalah, dan Radio yang ada di Indonesia, tapi hanya sedikit yang memiliki. Kekuasaan yang luar biasa.
Di dunia, tokoh yang terkenal sebagai kaisar media adalah Rupert Murdoch.  Pria kelahiaran Australia ini bahkan menjadi warga negara Inggris dan Amerika demi memiliki kekuasaan di bidang media. Meskipun dia bukan politisi, namun kekuasaannya di bidang media hampir tak ada tandingannya. Dia menguasai kurang lebih 40% media di dunia. Bahkan pada tahun 2005, Murdoch sudah membeli beberapa saham ANTV dan mendirikan beberapa perusahaan media di Hongkong, China. Ia adalah pemilik News Corporation, termasuk di dalamnya Fox News, 20th Century Fox, The Wall Street Journal, dan Harper Collins. Murdoch yang berideologikan profit dan pertumbuhan finansial ini memasarkan produknya ke berbagai segmen pasar melalui segala jenis media miliknya (koran, TV, buku, film, majalah, dll). Pelanggaran pun banyak dilakukan demi keuntungan, seperti penyadapan telepon yang jelas – jelas melanggar privasi[3].
Lalu, apakah dampak dari adanya monopoli media ini? Jelas sekali dengan kekuasaan di bidang media, akan sangat menguntungkan pemiliknya. Bagaimana tidak, pemiliknya bisa memasukkan pesan apa pun yang diinginkannya untuk kemudian disebarkan ke masyarakat. Dengan kata lain, pemilik media membentuk opini publik sesuai keinginannya. Dampaknya? Masyarakat seolah – olah tak punya cara pandang lain terhadap dunia selain yang disodorkan oleh media. Karena media massa bertugas untuk menyebarkan informasi, tentu akan sangat mudah untuk membentuk opini publik sesuai keinginan pemiliknya.
Pemilik media yang mengutamakan keuntungan akan memperbanyak iklan, dan dengan mudahnya mengubah fungsi media massa yang mendidik, sehingga banyak muncul tayangan yang kurang berkualitas. Selain itu, di Indonesia tidak ada larangan bagi pemilik media untuk terjun ke dunia politik. Lalu, media pun digunakan sebagai sarana kampanye, kapanpun sang pemilik media mau. Dampaknya? Kembali ke masyarakat. Pemilik media massa mengatur sedemikian rupa sehingga masyarakat mempercayai settingan yang diatur oleh para pemilik media massa. Apabila hal ini terus berlanjut, dan tidak sikap profesional yang ditunjukkan oleh para pemilik media, masyarakat kita tentunya akan hancur terbuai dalam kebohongan media. Media massa yang harusnya menjadi sarana informasi, hiburan, mendidik, dan kontrol sosial kini menjadi salah satu alat untuk menanamkan ideologi pemilik media massa.

Senin, 21 September 2015

Pengaruh Perkembangan Teknologi Pada Bidang Ekonomi, Politik, Sosial, dan Budaya


Perkembangan teknologi dapat terlihat jelas terjadi di Indonesia.  Masyarakat di Indonesia menjadi masyarakat yang cerdas dan “melek” teknologi. Dalam berbagai bidang kehidupan, teknologi mampu memberi kemudahan dan kenyamanan bagi manusia, sehingga teknologi semakin digemari dan berkembang secara luar biasa. Teknologi di masa kini mampu melakukan hal – hal yang pada masa lalu membutuhkan waktu yang lama untuk melakukannya. Misalnya saja, mengirim pesan. Kini dapat dilakukan dalam waktu yang sangat singkat. Bisa melalui e-mail, maupun pesan singkat (SMS). Tidak perlu lagi mengirim surat yang membutuhkan waktu yang cukup lama.
Dalam bidang ekonomi, perkembangan teknologi dapat dilihat melalui banyaknya online shop yang bermunculan. Banyak pengusaha muda yang lahir dari online shop ini, dikarenakan penjualannya dilakukan secara online sehingga tidk memakan banyak tempat dan waktu. Lalu muncul berbagai inovasi di bidang jasa, seperti munculnya Gojek. Gojek, yang sebenarnya sudah ada sejak tahun 2010, pada tahun 2015 ini kembali muncul bahkan lebih terkenal dari yang sebelumnya. Gojek merupakan layanan pemesanan ojek, yang dapat dilakukan via online. Selain itu, Gojek juga dapat digunakan untuk mengantarkan barang. Dilansir dalam labanapost.com, pada tahun ini Gojek terus berkembang, dibuktikan dengan adanya pembukaan lowongan kerja untuk Gojek yang dilakukan secara besar – besaran di kota Jakarta dan kota lainnya seperti Bandung. Hal ini tentunya berperan dalam mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia. Selain itu, karena pemesanannya lebih mudah dan praktis, juga dapat menjangkau daerah yang sulit disentuh seperti komplek rumah pribadi yang jauh, banyak pengguna kendaraan pribadi yang kini beralih ke Gojek[1].  Dalam wawancara yang dimuat oleh viva.com,  Nadiem Makarim, penmu dan pendiri Gojek, mengatakan bahwa pertama kalinya dalam sejarah layanan ojek  menghasilkan pajak. Nadiem mengatakan, Gojek membayar pajak kepada pemerintah, dan adanya Gojek di Indonesia merupakan hal yang baik[2].
Beralih ke bidang politik, tenologi cukup berperan dalam proses berjalan demokrasi di Indonesia. Kritik dan saran kepada pemerintah pun tak lagi disampaikan melalui demo besar – besaran dan anarki (meskipun masih ada yang seperti itu), namun melalui cara – cara yang lebih kreatif. Misalnya melalui petisi yang disebarkan melalu media sosial. Selain itu, sekarang banyak beredar meme.  Menurut Wikipedia, meme adalah sesuatu yang terkenal melalui internet, misalnya gambar, video, atau karakter sesorang. Meme biasanya muncul saat seseorang mengunggah atau membuat sesuatu di internet kemudian menyebarkannya. Kritik dan pendapat masyarakat menganai berbagai permasalahan di Indonesia pun kini banyak yang  disampaikan melalui meme ini.




Terakhir, dalam bidang sosial dan budaya. Berubahnya masyarakat menjadi masyarakat yang cerdas dan pintar dalam memilih dan memilah berita merupakan dampak positif yang dapat dirasakan. Kini masyarakat tidak akan percaya dengan mudah pada salah satu media saja. Masyarakat kini dapat memilah mana sumber yang dapat dipercaya. Selain itu, dengan semakin berkembangnya media sosial atau media secara online, masyarakat semakin mudah mendapatkan informasi yang diinginkan. Penyebaran informasi yang dilakukan juga lebih mudah melalui sosial media.  Seperti saat kasus kabut asap di Riau terjadi, penyebaran informasi oleh warga yang menjadi korban kebanyakan di beritakan melalui sosial media. Dengan pemberitaan ini banyak masyarakat yang akhirnya mendesak pemerintah untuk bertindak mengatasi masalah kabut asap ini, baik melalui petisi maupun kritik di media sosial. Kebiasaan hidup masyarakat pun berubah menjadi masyarakat yang bergantung dengan HP. Ada atau tidaknya televisi dan radio kini tidak terlalu berpengaruh karena berbagai informasi dapat didapatkan di internet, baik melalui audio, visual, maupun keduanya.
Selain penguraian di atas pasti masih banyak lagi dampak teknologi terhadap berbagai bidang kehidupan manusia baik secara positif maupun negatif. Diharapkan penguraian di atas dapat memberikan sedikit gambaran bagaimana teknologi berkembang di Indonesia dan mempengaruhi berbagai bidang kehidupan manusia.